POSPERANUSANTARANEWS Mesuji, Lampung – Puluhan hektar lahan garapan sawah beberapa petani Desa sungai badak kecamatan Mesuji di musim tanam 2 terancam gagal tanam dan gagal panen Karena lahan sawah yang digarabnya mengalami kekeringan.
Seperti yang diungkapkan Mujib(40) salah satu petani padi warga desa Sungai badak kepada awak media Selasa(8/6/2021) bahwa pihaknya terancam gagal tanam karena lahan sawah yang digarabnya dalam kondisi kekeringan meskipun bibit semaian padinya sudah berumur dan harus dipindahkan.
“Iya mas bibit yang saya semai sudah berumur namun kondisi lahan sekarang sudang kering dan ini walau dipaksakan melakukan penyedotan air kayaknya memakan biaya yang sangat luar biasa karena harus dilakukan pemompaan air setiap hari,” terang Mujib.
Hal serupa diungkapkan oleh Turimin (45) salah satu warga Sungai badak, kalau tempat saya dan yang lainnya sudah melakukan penanaman namun sayang kondisi lahan sudah kering dan mulai terlihat pecah-pecah padahal diusia tanam saat ini itu sangat membutuhkan air dan dilakukan pemupukan.
“Ada sekitar 10 ha lahan sawah milik saya dan yang lainnya mengalami kondisi kekeringan meskipun sudah dilakukan penanaman dan harusnya dilakukan tahab perawatan berikutnya namun sayang kondisi tidak memungkinkan,” beber Turimin.
Mewakili harapan petani khususnya petani Desa Sungai badak keduanya berharap untuk kedepannya pemerintah daerah atau pemerintah pusat dapat mengalokasikan anggaran untuk mengupayakan agar tidak terkendala dengan kekeringan khususnya bagi lahan warga yang sangat jauh dari sumber air, harapnya. Dilansir dari www.jalurnews (Recky)
“Langsung di serukan Kadis pertanian Kabupaten Mesuji Pariman di group fakta mesuji dan konfirmasi WhatsApp Sehubungan dengan di areal persawahan untuk tiga kecamatan yaitu mesuji , mesuji timur mayoritas adalah lahan pasang surut dapat dipastikan bahwa bila petani tidak mempercepat tanam di musim gadu atau mt 2 akan kesulitan air oleh karena itu harus menyalurkan airnya dari saluran primer ke areal sawahnya pada saat air pasang yaitu pada malam hari atau pagi hari seperti yang diilakukan petani dimesiji timur dan rawajitu utara.tutupnya dengan lantang